A. Konsep Dasar Skizophrenia
- Pengertian
Skizofrenia
adalah suatu keadaan juwa yang terpecah belah adanya kerekatan atau dishasmoni
antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan. (Bleliler, 1911)
- Eholog
a.
Paktor keturunan
Pada penelitian menunjukan
bahwa keturunan juga menentukan timbulnya skizofrenia, angka kesakitan bagi
saudara kandung 7 – 15 % anak dengan slah satu orang tua menderita 40 – 68 %
kembar heterozogot 2-15%, kembar monosigot 61-86%
b.
Faktor Biolgi
Hal ini di kemukakan
berhubungan dengan serig munculnya skizofronia pada waktu pubertas, kehamilan
atau klimakterium juga dapat disebabkan oleh gangguan metabolisme tubuh.
c.
Faktor Sosial – Kultural Keluarga
1)
Teori Adolf Meyer
Skizofrenia
merupakan suatu keadaan maladaprasi
2)
Teort sigmound freung
Skizofrenia
merupakan kelemahan 90 oleh karena psikogenik atau pun Somato genik, selain itu
super ego di kesampingkan id berkuasa sehingga terjadi regresi ke fase
narcisarme dan kehilangan kapastian untuk pemindahan.
3)
Eligen Bleuler
Memberikan
istilah “Skizofrenia” Ischizot = penuh belah atau bercabang, phien = jiwa yaitu jiwa yang terpecah belah
B. Konsep
Dasar Skizoprenia Hebeprenik
- Batasan : Salah satu tipe skizofrenia yang
mempunyai ciri ;
1.
Inkoherensi yang jelas dan bentuk pikiran yang kacau
(disorganized).
2.
Tidak terdapat wamam yang sistemik
3.
Efek yang datar dan tak serasi / ketolol - tololan
- Erjula Klinik
Gambaran
utama skizofrenia tipe hebefrenik berupa :
-
Inkoherensi yang jelas
-
Afek datar tak serasi atau ketolol – tololan
-
Sering disertai tertawa kecil (giggling) atau senyum
tak wajar
-
Waham / halusinasi yang terpecah – pecah isi temanya
tidak terorganisasi sebagai suatu kesadaran, tidak ada waham sistemik yang
jelas gambaran penyerta yang sering di jumpai.
-
Menyertai pelangaran (mennerism) berkelakar
-
Kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrem dari
hubungan sosial
-
Berbagai perilaku tanpa tujuan
Gambaran
klinik ini di mulai dalam usia muda 915-25 th) berlangsung pelan – pelan
menahan tanpa remisi yang berarti peterroasi kepribadian dan sosial terjadi
paling hebat di banding tipe yang lain.
C.
Konsep Dasar Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi
adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal pikiran
dan rangsang eksternal (dunia luar) klien memberi perpepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata, misalnya : klien
menyatakan mendengar suaru. Padahal tidak ada orang yang bicara.
2. Proses terjadinya halunasi
Fase pertama
Klien
mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepiam yang memuncak dan tidak
dapat di selesaikan, klien mulai melamun dan memikirkan hal – hal yang
menyenangkan cara ini hanya menolong sementara.
Fase
kedua
Kecemasan
meningkatkan, menurun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada
bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain tahu ia tetap dapat
mengontrol.
Fase ketiga.
Bisikan,
suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengotrol klien, Klien
menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
Fase empat
Halusinasi
berubah menjadi mengancam memerintah dan memarahi klien, klien menjadi takut,
tidak berdaya hilang kontrol dan tidak berdaya, hilang dan tidak dapat
berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan
3. Tanda – tanda halusinasi
Menurut diri, tersenyum sendiri duduk terpaku,
bicara sendiri memandang satu arah, menyerang tiba – tiba, arah gelisah.
4. Jenis halusinasi
a.
halusinasi dengar
Dengan
suatu membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam tetapi tidak ada
sumbernya disekitarnya.
b.
Halusinasi terlihat
Melihat
pemandangan, orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada tetapi klien yakin ada
c.
Halusinasi penciuman
Menyatakan mencium bau bunga kemenyan yang
tidak dirasa orang lain dan ada sumber.
d.
Halusinasi
kecap
Merasa
mengecap sesuatu rasa di mulut tetapi tidak ada
e.
Halusinasi raba
Merasa ada binatang merayap pada kulit
tetapi tidak ada
D.
Pengkajian
Pengkajian merupakan awal dan dasar utama dari proses
keperawatan tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien.
Data yang
dikupulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengakajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilian terhadap stressoe, sumber keping dan
kemampuan kuping yang dimiliki klien (stant dan sunden, 1995). Cara pengkajian
lain berfokus pada 5 (lima) dimensi : fisik, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual. Isi pengkajian meliputi :
1.
Identitas klien
2.
Keluhan utama/alasan masuk
3.
Faktor predisposisi
4.
Dimensi fisik / biologis
5.
Dimensi psikososial
6.
Status mental
7.
Kebutuhan persiapan pulang
8.
Mekanisme koping
9.
Masalah psikososial dan lingkungan
10. Aspek medik
Data yang didapat melalui
observasi atau pemeriksaan langsung di sebut data obyektif, sedangkan data yang
disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga melalui wawancara perawatan
disebut data subyektif.
Dari data yang dikumpulkan, perwatan
langsung merumuskan masalah keperawatan pada setiap kelompok data yang
trkumpul. Umumnya sejumlah masalah klien saling saling berhubungan dan dapat
digambarkan sebagai pohon masalah (Fasio, 1983 dan INJF, 1996). Agar penentuan
pohon masalah dapat di pahami dengan jelas, penting untuk diperhatikan yang
terdapat pada pohon masalah : Penyebab
(kausa), masalah utama (care problem) dan effect (akibat). Masalah utama adalah
priotas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki oleh klien. Umumnya
masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama. Penyebab
adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang menyebabkan masalah utama.
Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan efek /
akibat dari masalah utama. Pohon masalah ini diharapkan dapat menudahkan
perawat dalam menyusun diagnosa keperawatan